air terjun NDOLO - Kediri - Jawa Timur

Selasa, 24 Mei 2011

SYEH JUMADIL KUBRO - TROLOYO - TROWULAN - MOJOKERTO

SYEH JUMADIL KUBRO



Makam Troloyo - Mojokerto

Lokasi Kompleks Makam Tralaya terletak di Dusun Sidodadi, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Daerah ini kurang lebih 15 km di sebelah barat kota Mojokerto.

Kepurbakalaan Tralaya merupakan pekuburan Islam Kuno di Kota Kerjaan Majapahit. Tralaya berasala dari kata Sentra dan Pralaya, Sentra berarti Tegal (Tanah LApang), sedangkan Pralaya/laya berarti rusak/mati. Kedua kata disingkat menjadi Tralaya yang berarti Tanah Lapang untuk orang Mati (Pekuburan / Makam)

Makam Tralaya merupakan bukti adanya komunitas muslim di dalam kota kerajaan Majapahit. Bukti ini di dukung oleh sumber tertulis berupa Kidung Sunda yg menguraikan tentang Pasukan Kerajaan Sunda yg akan mengantarkan Puteri Raja Sunda sebagai calon pengantin untuk Raja Hayam Muruk. Pasukan terdiri dari 4 orang utusan diiringi 300 orang punggawa. Utusan ini masuk ke ibukota Majapahit dan berjalan ke arah selatan sampai MAsjid Agung yg terletak di Palawiyan, selanjutnya berjalan lagi ke arah Timur dan Selatan.






Sayyid Jumadil Kubro

A. Silsilah
Sayyid Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama' (Waliyulloh) yang memiliki karomah cukup besar. Beliau adalah seorang yg mempunyai garis keturunan cukup dekat dari Rosululllah SAW. Beliau dilahirkan pada tahun 1349 M di sebuah daerah di kota Samarkhand, dekat kota Bukhoro yang merupakan wilayah negara Azarbaizan (Negara bekas kekuasaan Uni Soviet)

Disana beliau di didik dan dibesarkan oeh Ayahanda Sayyid Zainul Khusen, sampai akhirnya beliau menikah dikaruniai tiga putra. Adapun ketiga putra bliau adalah;

1. Sayyid Ibrahim (Ibrahim As Samakhandi)
2. Maulana Iskha'
3. Sunan Aspadi yang dikimpoi oleh Raja Rum


Sayyid Jumadil Kubro memberi tugas pada anak-anaknya untuk melakukan da'wah kepada negara'' lain terutama yg belum memeluk Islam. Sedangkan Sayyid Irohim diberi tugas untuk da'wah ke negeri Cempa (Muangthai), Anak kedua Maulana Iskak diberi tugas ke Pasai untuk memperdalam imunya dan berdakwah di darah Pajajaran (Jabar). Beliau lbih dikenal dengan Syech Awwalul Islam. Akhirnya beliau dijodohkan dngan anak raja mundiwangi yg bernama Raden Ayu Retnokusumo.

Dari penikahanya beliau mempunyai dua orang anak;
1. Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
2. Dewi Saroh yang dinikahi Sunan Kalijaga.

B. Datang ke Chempa

Pada tahun 1399 M Sayyid Jumadil Kubro datang ke Chempa. Kedatangan beliau ke sana utuk bertujuan berdakwah sambl berdagang. Di Chempa (Muangthai) sebelumnya telah ada kgiatan dakwah Islam yg dilakukan sejak tahun 1395 M oleh Maulana Ibrahim yg beliau adalah putra dari Sayyid Jumadil Kubro Sayyid Ibrahim menikah dengan Dewi Candrawulan yg merupakan putri dari Kuntoro (Raja Chempa). Dari pekimpoian itu beliau dikaruniai dua putra yaitu;
1. Sayyid Ali Rohmatulloh (yang sekarang dikenal dengan Sunan Ampel)
2. Sayyid Ali Murtadho atau disebut Raja Panditho (beliau bertempat tinggal di kerajaan Chempa)








Makam Tumenggung Satim Singomoyo
Sejatining Jati
Pohon Jati yang dibalut pohon Apak dan pohon Beringin
Kesulitan Sayyid Jumadil Kubro di dalam mengembangkan ajaran Islam di Pulau Jawa agak berkurang setelah beliau bertemu dengan seorang Tumenggung Mojopahit yang bernama Tumenggung Satim Singomoyo. Karena hanya beliaulah seorang pejabat kerjaan yg bisa diajak musyawarah tentang keulitannya di dalam berdakwah utk mengembangkan ajaran Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar